Deretan Produk Google Yang Gagal Dan Tidak Laku Dipasaran
Apakah kamu sering menggunakan layanan Google? Pernah pakai gadget buatan Google?
Google sudah gak asing lagi masyarakat milenial, apalagi yang sudah menjadikan internet sebagai salah satu gaya hidup. Bahkan, tanpa disadari kamu menggunakan layanan Google setiap hari lewat Android.
Selain layanan dalam bentuk software, Google juga memiliki sejumlah gadget menarik. Sayangnya, tak semua produk buatan Google bisa berhasil.
Nah, di artikel ini Jaka bakal bahas beberapa gadget dan produk Google lainnya yang gagal di pasaran.
Produk Buatan Google yang Gagal dan Gak Laku
Google merupakan sebuah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang bergerak dalam jasa dan produk internet. Perusahaan ini pertama kali didirikan pada 1998 oleh Larry Page dan Sergey Brin.
Perusahaan ini kini berdiri di bawah naungan Alphabet Inc. serta memiliki sejumlah layanan berupa software dan hardware. Salah satu produk paling laris yang dimilikinya adalah Android dan Pixel.
Keberadaan Google saat ini sangat penting, apalagi urusan mesin pencari. Begitu juga dengan sistem operasi smartphone Android yang selalu menjadi andalan banyak orang.
Namun, tak semua produk Google bisa berhasil dan digunakan oleh banyak orang. Bahkan, ada puluhan produk yang hingga gugur di tengah jalan karena tidak laku.
Seperti produk Google berikut ini yang masuk dalam kategori gagal dan tidak laku di pasaran:
1. Google Glass
Pertama adalah Google Glass yang pertama kali diperkenalkan oleh para developer pada Februari 2013, tak lama setelah itu lalu dijual secara komersil.
Produk ini dikembangkan oleh Google X atau X yang menginginkan sebuah kacamata dengan sistem Android di dalamnya. Melalui kacamata ini, pengguna dapat merekam video atau foto melalui kamera 5MP.
Walau terlihat canggih, namun teknologi ini banyak dikecam karena mampu mengganggu hukum privasi dan keamanan warga sekitar.
Sehingga pada tahun 2015, produk ini berhenti diproduksi dan diganti menjadi Google Glass Enterprise Edition.
2. Chromecast Audio
Selanjutnya adalah Chromecast Audio yang merupakan sebuah media caster. Produk ini pertama kali dirilis pada 2015, Chromecast Audio digunakan sebagai aksesoris untuk menghubungkan media elektronik dengan non-smart speaker.
Musik digital yang ditangkap oleh perangkat ini nantinya akan disalurkan ke speaker melalui port 3.5mm. Sayangnya, Google menghentikan produksinya pada Januari 2019 lalu.
3. Chromebook Pixel
Laptop ini ditenagakan oleh prosesor Intel Core i5 dengan pilihan RAM hingga 8GB. Uniknya, laptop ini memiliki rasio layar 3:2 yang cukup aneh untuk laptop modern.
Sayangnya, laptop ini tidak laku di pasaran karena beberapa hal. Salah satunya adalah harga yang mahal dan tidak seluwes OS Microsoft.
4. Google Nexus
Nah, kalau Google Nexus ini merupakan lini smartphone milik Google sebelum Google Pixel. HP ini menggunakan sistem operasi Stock Android dan menggunakan spesifikasi yang mumpuni.
Google Nexus juga dijual dengan harga yang cukup terjangkau, HP ini mendapat versi pertamanya pada 2010 dan berhenti pada tahun 2016 dengan varian Nexus 5.
Pihak Google memang tidak menghentikan seri Nexus secara resmi. Namun, setelah tidak ada kabar selama 3 tahun dan munculnya Google Pixel, maka bisa dipastikan Nexus sudah mati.
5. Project Ara
Smartphone pada umumnya hanya memiliki ciri khas sendiri yang tidak bisa diubah. Namun, berbeda dengan model HP modular yang dibuat secara khusus agar bisa dipasangkan sejumlah aksesoris.
Begitu juga dengan Project Ara yang dibuat dengan konsep untuk menciptakan sebuah HP yang bisa diupgrade per bagian. Tadinya, HP ini akan dijual dengan harga dasar 100 USD atau Rp1,4 juta.
Sayangnya, proyek yang ingin dirilis secara komersil pada 2017 ini dibatalkan dengan penyebab yang tidak diketahui. Sehingga Project Ara adalah salah satu proyek Google kece yang gagal.
6. Nexus Q
Selanjutnya adalah Nexus Q yang dikembangkan oleh Google sebagai perangkat digital media player yang dilengkapi dengan fitur canggih seperti NFC dan Android Beam untuk mengontrolnya.
Nexus Q pertama kali dirilis pada 2012 dan dijual pertama kali dengan harga yang sangat tinggi hingga 300 USD atau Rp4,2 jutaan. tentu banyak orang yang mengecam karena harganya.
Entah apa alasan resminya, Nexus Q mengalami delay pada launching pertamanya. Tak hanya itu, perangkat ini juga hilang dari daftar produk di website Google Play. Mengenaskan!
7. Nexus Player
Kali ini, Google memasang harga yang jauh lebih terjangkau pada produknya. Walau begitu, Nexus Player kembali gagal untuk bersaing dan akhirnya dihentikan penjualannya pada 2016.
Setelah dua kali gagal dalam memproduksi dan memasarkan sebuah produk digital media player, apakah Google masih berani untuk membuat produk baru lainnya?
8. Google Allo
Setelah beroperasi sejak tahun 2016 silam, Google akhirnya secara resmi menutup aplikasi chatting buatannya yaitu Google Allo pada bulan Maret lalu.
Kegagalan Google Allo sendiri dikarenakan aplikasi ini nggak mampu memenuhi harapan pengguna serta minimnya sambutan yang mereka dapatkan.
Di samping itu semua, kemunculan Google Allo juga sempat menuai kritik pedas dari mantan pegawai NSA, Edward Snowden yang mengatakan bahwa aplikasi ini merekam semua pesan dan riwayat percakapan penggunanya.
9. Project Tango
Diperkenalkan pada 2014 lalu sebagai penyedia solusi Augmented Reality (AR) bagi perangkat smartphone atau tablet, Project Tango sayangnya harus dihentikan oleh Google pada Maret 2018.
Keputusan Google untuk menghentikan Project Tango di tengah tren AR yang sedang berkembang tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya saat itu Google sedang mempersiapkan dan berfokus pada suksesor Project Tango, ARCore.
Smartphone dengan kemampuan Tango sendiri memungkinkan perangkat tersebut menampilkan citra 3D dalam layar, mirip seperti kemampuan yang dimiliki oleh peranti HoloLens yang dikembangkan Microsoft.
10. Google Spaces
Dilucurkan pada tahun 2016 lalu, Google Speces merupakan salah satu aplikasi pesan buatan Google yang memungkinkan pengguna untuk membuat grup chat pribadi untuk berbagi link foto dan video.
Bukan cuma itu saja, aplikasi ini juga menawarkan fitur integrasi langsung dengan YouTube, Chrome, dan mesin pencari Google yang menjadi salah satu nilai jual utamanya.
Sayang, aplikasi ini kemudian harus ditutup pada April 2017 karena kurang mendapatkan respon baik dari pengguna.
11. Google Buzz
Digadang-gadang hadir untuk menyaingi media sosial Facebook dan Twitter, siapa sangka kalau ternyata nasib Google Buzz justru berakhir menyedihkan.
Diluncurkan pada tahun 2010, Google Buzz adalah platform jejaring sosial yang terintegrasi dengan layanan Gmail dan memungkinkan penggunanya untuk berbagi foto, video, link, dan konten lainnya kepada pengguna lain yang ada di kontak Gmail.
Sayangnya, karena permasalahan privasi pengguna yang sulit diselesaikan dan ketidakmampuannya untuk bersaing dengan platform media sosial lain, Google Buzz akhirnya ditutup pada Oktober 2011 lalu.
12. Google Plus
Masih dengan niat yang sama yaitu untuk menciptakan media sosial yang mampu menyaingi Facebook, sayangnya hal itu kembali gagal dilakukannya.
Seiring dengan bermunculannya aplikasi maupun fitur baru yang ditawarkan oleh media sosial lain, hal itu membuat Google Plus jadi sepi peminat.
Alhasil, pada April 2019 lalu Google akhirnya mengumumkan untuk mengentikan penggunaan Google Plus karena rendahnya jumlah pengguna. Ditutupnya aplikasi Google Plus ini pun semakin menambah ramai daftar aplikasi paling gagal yang pernah dirilis.
13. Google Compare
Meskipun menawarkan fitur yang sangat bermanfaat, tapi Google justru memutuskan untuk mengehentukan layanan Google Compare pada Maret 2016 lalu.
Penutupan Google Compare sendiri terpaksa dilakukan karena kabarnya layanan ini tidak cukup berhasil menarik minat pengguna dan pendapatan yang dihasilkannya pun sangat minim.
14. Hangouts on Air
Keputusan Google untuk menutup layanan Hangouts on Air sendiri kabarnya dikarenakan jumlah streamer yang menggunakan layanan YouTube Live jauh lebih pesat dibandingkan dengan Hangouts on Air.
Layanan Hangouts on Air sendiri sempat populer dan bahkan pernah digunakan oleh orang penting sekelas Barack Obama dan Pope Farncis.
15. Picasa
Diakusisi oleh Google pada tahun 2004 silam, Picasa berhasil menjadi salah satu aplikasi fotografi yang paling banyak digunakan saat itu.
Menawarkan fasilitas edit foto dan video yang praktis dan mudah digunakan, menjadi salah satu alasan kenapa aplikasi ini begitu menarik di mata penggunanya.
Sayang, keberhasilan yang diraih oleh Picasa ini nggak berlangsung lama/ Pada tahun 2016 Google akhirnya resmi menutup aplikasi ini dan menyarankan pengguna untuk bermigrasi ke aplikasi Google Photos.
Kegagalan Picasa sendiri kabarnya karena kalah saing dengan aplikasi edit foto dan video dari pengembang lain.
16. MyTracks
Dirilis pada tahun 2009, My Tracks merupakan aplikasi tracking GPS yang memungkinkan pengguna untuk merekam kecepatan, jarak, jalur, dan elevasi penggunanya secara real-time.
Tak hanya itu, data tersebut juga bisa dibagikan ke jejaring sosial atau mensinkronisasikannya dengan sensor bio-metrik pihak ketiga.
Namun, aplikasi ini kemudian terpaksa ditutup oleh Google pada April 2016 lalu tanpa alasan yang jelas.
17. Panoramio
Buat kamu yang mungkin masih asing dengan produk Google satu ini, Panoramio merupakan layanan untuk berbagi foto yang terintegrasi dengan aplikasi Google Maps dan Google Earth.
Sayang, produk Google satu ini harus ditutup pada tahun November 2016 tanpa alasan yang belum jelas kenapa.
Google Panoramio sendiri pertama kali dirilis pada Oktober 2005 silam dan cukup memiliki banyak penggemar.
18. Google Wave
Sempat digadang-gadang akan mampu menggantikan email, nyatanya Google Wave justru menjadi salah satu produk buatan Google yang mengalami kegagalan.
Kegagalan tersebut diakibatkan oleh penggunaannya yang dinilai cukup membingungkan bagi sebagian besar pengguna.
Akhirnya, setelah diluncurkan pada tahun 2009 lalu, penggunaan layanan Google Wave resmi dihentikan di tahun berikutnya.
Google Wave sendiri menawarkan fungsi yang hampir mirip dengan aplikasi Hangout, di mana aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk saling mengirim pesan dan bahkan mengedit dokumen.
Penutup
Itu dia gadget buatan Google yang gagal dan tidak laku di pasaran, kamu pernah memiliki salah satu produk yang ada dalam daftar, geng?
Tuliskan pendapat kamu di kolom komentar, ya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!
Post a Comment
Post a Comment